====
“Aku merasa jadi orang paling bodoh sejagat raya, setelah tahu belasan tahun dihianati,” ujar Tumini pada temannya Sukini.
“Sabar Tum, memang lebih enak nggak tahu, kok.”
“Nggak tahu bukan berarti nggak terasa, loh Suk.”
“Menangis saja selagi bisa.”
“Habis air mataku, Tum. Sejak seminggu lalu tangisku deras.”
“Kamu berhak minta pisah,” saran Sukini.
“Bagiku lebih baik memperbaiki ketimbang nyari lagi. Nggak gampang, Suk. Kasihan anak-anakku.”
“Gimana caranya?”
“Tak kasih alarm suamiku, Suk. Jika ada hormon wanita selain aku ada didekatnya, alarm ini berbunyi di ponselku.”
“Teknologi sehebat itu bikinan mana, Tum?”
“Mbah Jiwo yang rumahnya deket kuburan sana.”
Sukini bergidik
=
Melihat anaknya main boneka terus seorang ibu menghampirinya.
“Seru banget! Ceritanya asyik tuh dibikin cerpen?”
“Nanti ah, Bu. Tanggung.”
Ibu memberi kesempatan satu jam lagi pada putrinya hingga kumandang adzan Ashar memanggil mereka.
“Kalau panggilan ini jangan ditunda lagi, Nak?”
“Emm…”
“Tidak ada negosiasi,” jawab ibunya tegas.
Anaknya bangkit mengambil wudu lalu melaksanakan sholat tak kurang dari dua menit.
“Kok cepet banget?” tanya ibu.
“Tadi tiba-tiba dapat ide buat nulis. Nggak bisa tunda, nanti hilang.”
Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya. “Lain kali disimpan dulu idenya, nggak bakal loncat kok.”
=
Gadis ini mulai banyak berimajinasi ketika letih bermain dengan logika matematika sebelum sempat memahami maksudnya. Apalagi jawabannya pasti dicari hingga membuat kepalanya membesar dihuni angka-angka.
Namun, belajar membuat cerita fiksi tak lantas membuatnya lebih bahagia. Ia tampak lebih fiktif dari tulisan yang dibuatnya. Demi keseimbangan hidupnya, ia mulai mengawinkan keduanya. Cinta yang bertumbuh adalah sastra matematika. Sayangnya, sejak malam pertama gadis ini gila.
=
Diizinkan tertawa sebelum menolongnya.
Mesin trail menggerung sebelum menggerus tanjakan berbatu. Seseorang berspekulasi melewatinya. Peluang ia sanggup melampuinya tak lebih besar dari kemungkinan jatuh ke jurang dengan sedikit benturan. Berita buruknya, motornya mungkin termutilasi menjadi beberapa bagian.
“Ayo bro, Kamu bisa! Beberapa orang memekik penuh harap. Gelombang suara penuh semangat layaknya doa dan para pemberi semangat seolah para pendeta.
Tangan orang itu kencang mencengkeram setang. Kakinya siaga. Nyalinya baik terjaga. Ia mengambil awalan melintasi bebatuan yang bercampur lumpur seperti lelehan coklat melapisi kue buatan istrinya.
Pekik peserta trabas lainnya di belakang terdengar seperti umpatan.
Dua meter dilaluinya dengan sempurna. Mendekati titik finis tanjakan dengan kemiringan tak kurang dari 35 derajat, motornya memilih salto. Adegan akrobat berakhir sesuai prediksi awal. Jatuh dan termutilasi. Merasa terhibur, peserta trabas tertawa gembira. Beberapa menolongnya, yang lain melanjutkan misi mereka.
=
Sebagian orang merasa telah mengunci mulut lawan bicaranya dengan ancaman 'jangan bilang siapa-siapa ya!'. Dari sanalah rahasia-rahasia secara estafet bergerilya.
Dalam skala 1 sampai 10, aku tak benar-benar paham di posisi mana rasa kantukku berada. Mungkin senilai secangkir kopi yang belum sempat kuminum.
=
Dalam skala 1 sampai 10, aku tak benar-benar paham di posisi mana rasa kantukku berada. Mungkin senilai secangkir kopi yang belum sempat kuminum.
=
Ketiadaan lengger, biduan maupun suguhan musikalitas lainnya pada acara hajatan pernikahan tak jadi soal. Emak-emak ini punya hiburan klasik. Melempar pertanyaan yang sama pada para lajang yang hadir dengan pertanyaan yang telah diwariskan secara turun temurun. 'Jadi, kapan giliran kalian duduk di pelaminan?'. Ekspresi para lajang saat ditanya itulah bentuk hiburan murah meriah yang dinikmati emak-emak.
=
Kau tak akan menyangka masalahnya sesederhana ini sebelum menghadapinya sendiri. Maka berlari hanya membuatnya seakan tak ada solusi.
=
Mungkin nanti kau akan bertanya bagaimana mulanya kakek nenekmu bersanding puluhan tahun lamanya. Padahal bisa dipastikan dalam beberapa hal keduanya sama sekali berbeda. Mereka telah menemukan cara berkomunikasi dengan kadar yang tepat dengan nada yang selaras. Ketika kau temukan jawabannya nanti, bukan tak mungkin cintamu yang menggebu telah berubah menjadi katresnan. Kau akan tertegun saat menyadari bahwa cinta bukan soal memiliki tapi menggenapi. Cinta bukan soal menguasai tapi saling memahami. Jadi bersabarlah. Jalan untuk itu masih panjang. Rasa sakit bukan akhir, tapi bagian dari proses.
.
Terlaris:
- Alat Bantu Paling Hot Ketika Bermain di Ranjang!
- Daftar Artis Indonesia Dengan Dada Terbesar
- Artis Indonesia Dengan Bokong Terseksi !
- HOT HOT HOT !!! Daftar Artis Terpanas Indonesia 2012!
- Wow! Ada Situs Yang Jual Toko Online Cuma 99 Ribu !!
- Ternyata, Ada Trik Paling Mudah Mendapatkan Bisnis Sampingan Tanpan Modal Sepeserpun!
