Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kumpulan Cerpen Unik Menggelitik : Part 09

by: _yayuksaboeteam_
=



Sumeleh

Sudah berpuluh dokter ia temui, berpuluh tabib ia datangi. Rupa-rupa jawaban diterimanya tanpa membuatnya puas sama sekali. Kali ini ia berspekulasi bahwa seorang dokter tak jauh dari tempatnya tinggal mampu mengatasi keluhan-keluhannya.
"Pak, tolong beri aku apa saja untuk sakit yang kuderita."
"Sudah berapa tahun Anda menderita penyakit ini?"
"Seusia sulungku, sekitar tujuh tahun,"
Dokter memeriksa dengan seksama, ia memandang pasiennya yang memasang tampang putus asa.
"Yakinkan dirimu, ini hanya penyakit biasa yang akan terasa lebih menyiksa ketika jiwamu merana."
"Ya ampun, Pak. Beri saya solusi, makanan apa harus kuhindari, benda apa mesti kujauhi?"
Dokter tersenyum sembari menuliskan resep. Ia hanya berpesan untuk menjauhi hal-hal yang melampaui batasannya. Tuhan telah menetapkan, usaha di tangan manusia tak boleh sampai membuatnya gila.
=
==
Beri aku kesempatan sekali lagi
Pria ini rela berlutut untuk membuat wanitanya kembali. Harga dirinya kini hanyalah omong kosong tanpa seorang yang dicintai.
"Kumohon, beri aku kesempatan sekali lagi." Lirih dan parau suaranya. Jika keadaan tak benar-benar hening, tak satupun telinga mampu menangkap frekuensi gelombang pria itu.
"Janji-janji sudah terlanjur basi. Beribu rencana hanya wacana. Dengan metode apapun kau membohongiku, hatiku takkan lagi tersakiti. Ia sudah hancur setelah berulang kali kesempatan kau abaikan. Cukup sudah."
Wanita itu bergeming. Ia tetap pergi.
"Aku akan bunuh diri!"
"Matilah. Sekalipun teori reinkarnasi memang benar adanya, ribuan kali kau hanya membuang waktumu untuk sia-sia."

=

Kisah tentang sepotong roti di pagi hari yang ditemani harum kopi hanya ilusi. Jika ada kesamaan latar dan nama, jelas bukan pada wanita empat anak yang mengambil selembar mendoan sebagai sarapan dan sesekali meneguk air putih setengah berlari. Ia berangkat kerja dengan nafas terengah-engah setelah bersusah payah membujuk bungsunya agar mau ditinggal pergi.
Siapa sangka bahwa di kantor lampu padam seharian. Pagi yang penuh perjuangan ia jalani. Hari-hari kosong ia lewati. Duduk manis menunggu waktu pulang. Merasa harinya tak senilai perjuangannya ia mulai membaca dengan gembira.

=

Energi-energi yang terpancar dari sekelompok orang sehabis mengaji terperangkap atap, terjebak di dinding-dinding, sebagian dipantulkan lagi oleh jendela kaca dan lantai keramik. Hawa panas menyeruak di ruangan 5x5m2 yang berisi sekitar dua puluh dua orang.
"Panas sekali Kang," ujar Untung sembari mengipaskan tangannya.
"Ini tandanya, setelah kita mengaji, setan kepanasan dan keluar dari tubuh kita," jawab Santo.
"Ah, ngarang kamu, Kang! Ruangan ini pengap lantaran kebanyakan orang, pada merokok lagi!" bantah Untung.
"Kamu ndak percaya si Aku ini sudah berpengalaman ngrasai setan, sudah pernah lihat makhluk halus, dan aku ndak takut sama sekali, justru mereka yang takut."
“Tuh kan, pamer lagi! Itu tandanya setan masih ada di hatimu, Kang Santo. Belum keluar. Makanya Kang Santo ndak takut sama setan, hla wong sampeyan ya sama, kok!"
Santo berdehem beberapa kali lalu menyeruput kopi.
=


Pada akhirnya Yuna mengatakan, tak ada gunanya terlalu banyak mendengar. Semenjak telinganya begitu peka, ketika perasaannya begitu peduli, jiwanya mulai diselubungi resah.
“Kurasa kau bukan pendengar yang baik lagi sekarang," kata Eli yang telah lebih dari satu jam mengurai perasaannya.
"Itu masih masalah yang sama, bukan? Aku mendengarnya, dan sekali lagi aku tak mampu mengatasinya. Akan begitu berulang kali," sesal Yuna.
"Kau tak perlu ambil bagian terlalu banyak, Yuna. Aku ingin kau seperti kertas. Diam untuk apapun yang ingin kugoreskan."
Mungkin sebaiknya Yuna cukup menjadi pendengar saja. Keresahan yang kerap membuatnya naik darah tak sedikitpun menyelesaikan masalah. Sebaliknya, apa yang temannya harapkan hanya kesediaan mendengar.
"Tak mudah, Eli. Aku merasa memilikimu. Tak ingin terlalu dalam kau tanggung dukamu."
=


Hujan datang tepat ketika bel pulang sekolah berbunyi. Rombongan pula. Malangnya, Bu Jati mendapati ruang kosong di bawah jok motornya. Kali ini ia abai pada pepatah ‘sedia payung sebelum hujan’.
Bu Ning ikut melongok jok motor bu Jati. Ia mendapati lalu menarik sebuah buku kecil dari sana.
“Jangan!” Bu Jati merebutnya kembali dari tangan bu Ning. “Belum selesai, baru sampai segini,” tunjuknya pada sebuah halaman. “Pinjam dulu, novelmu kan banyak.”
“Tak tega melihat karya sastrawan besar itu beranjak kumal. Belasan hari tergeletak di sana, kapaaaan ya bacanya.” Ia menggeleng tak habis pikir.
“Ah, lebay! Kubaca kok pelan-pelan. Sini mantelmu yang satu.”

=




.
Terlaris:
  1. Alat Bantu Paling Hot Ketika Bermain di Ranjang!
  2. Daftar Artis Indonesia Dengan Dada Terbesar
  3. Artis Indonesia Dengan Bokong Terseksi !
  4. HOT HOT HOT !!! Daftar Artis Terpanas Indonesia 2012!
  5. Wow! Ada Situs Yang Jual Toko Online Cuma 99 Ribu !!
  6. Ternyata, Ada Trik Paling Mudah Mendapatkan Bisnis Sampingan Tanpan Modal Sepeserpun!

Artikel Terkait Lainnya Seputar: