By: _yayuksaboeteam_
=
Setiap pagi, Ratri menghabiskan waktu berjam-jam di tepian Teluk Penyu.
“Kau selalu memandang jauh ke Nusa Kambangan. Penjahat macam apa yang mendapat keistimewaan dari wanita cantik sepertimu?” tanya Herian yang telah lama menaruh hati pada Ratri.
“Penjahat itu, lelaki yang telah mengorbankan hidupnya demi aku,” sesalnya meski kejahatan yang dilakukannya tak bisa dibenarkan.
Herian menatap penuh harap. “Aku akan mengobati luka-lukamu dan membuatmu bahagia.”
“Herian, menyerahlah. Sekalipun lelaki itu akan menghabiskan sisa umurnya di Nusa Kambangan, aku akan tetap berdoa untuk kekuatannya sambil melanjutkan hidupku.”
Angin Teluk Penyu berhembus, riak gelombang berkejaran memecah pantai.
=
Juminten mengernyitkan kening tatkala melihat suaminya berputar-putar di samping tempat tidurnya.
"Harus berotasi berapa kali dan berapa kecepatan yang kau perlukan sebelum berubah, Man?"
"Kau berhalusinasi, bukan? Siapa yang akan berubah?"
"Kau akan berubah untuk melawan monster! Kepalaku pusing dibuatnya."
Suami juminten makin bingung. Tidak mungkin kalau Juminten hanya menderita hipotensi. Pikirannya kacau. Ia dikira Superhero, Ultraman, Superman, atau semacamnya.
"Aku suamimu, Jum. Sugiman!"
"Kau berputar. Tampak seperti superhero akan berubah," protes Jum.
"Bukan aku yang berputar. Kepalamu yang tak benar. Tidurlah!"
Kepala Jum tertindih berton-ton batu. Dalam tidurnya, Superhero datang menolongnya.
=
Tak pernah kasih kabar jika tak ditanya. Kepala Sasih dipenuhi bayangan orang yang bahkan tak pernah ditemuinya.
Hanya pada sahabatnya, ia berbagi. "Entah kenapa aku kangen dia Ra."
"Berapa lama nggak chatting?" tanya Ara memandang keindahan Sungai Serayu yang panjang mengular.
"Sebulan," jawab Sasih lirih. "Ahh. Satu, dua, tiga bulan pun bukan angka yang besar mengingat dia bukan siapa-siapaku." Sasih melempar kerikil ke air.
"Coba saja sapa duluan."
"Selalu aku yang memulai. Malu."
Tiba-tiba ponsel Sasih berdering. Seorang yang ia nanti kabarnya, menelepon. Mengajaknya kopi darat. Ia akan datang jauh-jauh dari Bandung ke Banjarnegara.
"Aku tunggu," jawab Sasih bersemangat.
"Oke. Nanti tunjukkan padaku tempat-tempat strategis untuk buka toko sepatu di Banjar, ya?"
Sasih menggigit bibir. Menutup sambungan telepon dengan bermacam pikiran.
=
"Bulan ini pemakaian listrik naik dua kali lipat, air menjadi lebih boros," gerutu Mey di kamar kostnya. "Padahal aku selalu pergi pagi pulang petang.
Dalam setahun ini, ritme kerja Mey tetap. Satu-satunya yang patut dicurigai adalah Husna, teman sekamar Mey.
"Hai...," sapa Husna yang baru tiba.
"Dari mana, Na?" tanya Mey.
"Habis beli voucher listrik, bayar air, dan satu lagi....." Husna menunjukkan sekantong penuh makanan. "Ini untuk kita."
"Baru dapat undian?"
Husna tersenyum. "Aku resign dari kantor. Pesangonnya lumayan. Mulai sekarang aku kerja dari kamar. Jualan online. Doakan aku Mey?"
Rasa malu di hati Mey berubah menjadi doa tulus yang menggantung di bibir mungilnya.
=
Di atas perahunya, di tengah Samudera Hindia, lelaki itu berkata, "Bekal minumku hampir habis. Bagaimana aku bertahan hingga petang?"
Angin mendesah membawa riak gelombang ke pantai. Mengabarkan pada siapapun bahwa seorang nelayan mungkin kehausan di tengah lautan.
.
Terlaris:
- Alat Bantu Paling Hot Ketika Bermain di Ranjang!
- Daftar Artis Indonesia Dengan Dada Terbesar
- Artis Indonesia Dengan Bokong Terseksi !
- HOT HOT HOT !!! Daftar Artis Terpanas Indonesia 2012!
- Wow! Ada Situs Yang Jual Toko Online Cuma 99 Ribu !!
- Ternyata, Ada Trik Paling Mudah Mendapatkan Bisnis Sampingan Tanpan Modal Sepeserpun!