Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kumpulan Cerpen Unik Menggelitik: Part 03


By: _yayuksaboeteam_

=

Telah kubangun rumah di atas awan.  Petir datang menyambar.  Menggelegar.  Awan hancur.  Saat hujan turun, dapat kau lihat aku jatuh di atas pelangi.  Aku mungkin ada di ujung daun trembesi.  Aku mungkin tersangkut di kawat berduri.  Atau kau lihat aku hanyut bersama deras kali Serayu.  Aku mungkin tergeletak di atap rumahmu, atau menempel di payungmu. Aku menjadi begitu dekat tanpa sedikitpun kau sadari itu.

=


Suara merdu itu, sudah kudengar ratusan kali dalam sehari.  Minta susu, minta makan, cari mainan, ambil handuk, minta dibacakan cerita, minta ditemani.  Itu sebagian kecil.  Selebihnya, mereka tak butuh alasan logis, argumen kuat hanya untuk memanggil, “Mak!”

=

Kabut lembut masih menyelubungi kampung saat Sobri berlari ke rumah Paijo.   Ia tiba di sebuah rumah kayu di ujung kampung dengan nafas tersengal-sengal.
“Taris nafas panjang, Bri!” perintah Paijo.  “Lalu minumlah ini.” Tangannya mengulurkan secangkir teh manis hangat.
“Terima kasih.”
Setelah menguasai diri Sobri mulai menjelaskan maksud kedatangannya.
“Sumi istriku, minggat.  Dia membawa motorku.”
Paijo tak terkejut.  Ia tahu rumah tangga Sobri tak sehat.
“Aku hendak menyusulnya.”
“Susul saja Bri.  Kenapa kau malah lari kemari?”
“Dia pasti kembali ke rumah orang tuanya di Tegal.  Aku hafal benar, Sumi selalu berkendara dengan kecepatan rata-rata 60km/jam.”  Sobri memandang Paijo.  “Jika aku menyusul dua jam setelah ia pergi dengan laju 80 km/jam kapan aku dapat menyusulnya, Jo?”
Paijo mematung.
“Katakan, Jo!  Nilaimu dulu selalu setingkat di atasku.”
“Buat apa membuat otakmu lelah Bri.  Susul saja tanpa memikirkan apapun kalau kau masih cinta.”
Sobri kecewa.  Kawannya tak memahami arti waktu baginya.  Ia pamit pulang setelah menghabiskan teh dalam cangkirnya.  Dia menoleh lagi.
“Mintalah bantuan Mas Guru untuk menghitungnya.  Aku pusing.”
“Kalau gitu, pinjami aku motormu untuk menyusulnya.  Kumohon?”
Paijo tak tega.  Ia menyerahkan kontak dan menyuruh Sobri segera pergi.  Sobri berbalik lagi.  Ia merogoh sakunya yang kosong lalu memandang Paijo memelas.

=

Mengingat penyakit 'pelupa' saya memasuki stadium lima seperempat, dengan ini saya mohon maaf kepada semua orang yang pernah terhubung dan merasa dirugikan atas kelalaian saya.
Saudara berhak merasa muak.  Terlebih karena saya tidak berusaha menanggung efek negatif yang Saudara derita.
Jangankan Saudara, kisaran kerugian yang saya tanggung lebih dari separuh usia saya.  Saya masih diam saja.
Satu hal tetap saya syukuri, pengalaman buruk yang saya lupakan, membuat saya tetap tersenyum hingga sekarang.


=

Paijo berpikir wanita yang telah satu dekade mendampinginya itu berubah.  Malam itu ketika Paijo pulang, Surti tak menyambut sebagaimana biasa.  Surti pun bercakap seperlunya.

"Sur, kau lelah?  Apa uang belanjaan masih?"

“Masih," jawabnya singkat.

Tidak peduli betapa rindunya Paijo, Surti menjaga jarak minimal satu meter dari lelaki kerempeng itu.  Mereka duduk berseberangan melingkari meja makan.
Paijo bertanya seraya mendekati istrinya.  Surti memalingkan wajah.  Tangannya menghadang langkah Paijo.

"Ada apa sebenarnya, Sur?"

"Kamu tak akan kuat, aromanya terlalu dahsyat!"  Surti berkata sambil membekam mulutnya.

Ia membuka tutup saji.  Potongan petai sepiring penuh tergeletak di sana.  Padahal ribuan kali Paijo berpesan, jauhkan petai dari rumahnya.

=




.
Terlaris:
  1. Alat Bantu Paling Hot Ketika Bermain di Ranjang!
  2. Daftar Artis Indonesia Dengan Dada Terbesar
  3. Artis Indonesia Dengan Bokong Terseksi !
  4. HOT HOT HOT !!! Daftar Artis Terpanas Indonesia 2012!
  5. Wow! Ada Situs Yang Jual Toko Online Cuma 99 Ribu !!
  6. Ternyata, Ada Trik Paling Mudah Mendapatkan Bisnis Sampingan Tanpan Modal Sepeserpun!

Artikel Terkait Lainnya Seputar: